Kamis, 16 Juni 2016

Ramadhan Bulan Pendidikan

Posted by SDN Sidomulyo 1 Kebonagung On 22.51

Bulan suci Ramadhan sudah sudah datang berkunjung, seluruh umat Islam di belahan bumi mana saja pasti akan menyambut kunjungannya dengan penuh suka cita. Tak terkecuali kita di Kota Tangerang, tentu amat bersyukur dan berucap Alhamdulillah karena kita masih bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan kasih sayang dan ampunan dari Allah SWT. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kamu berpuasa padanya." (HR Ahmad). 


Dalam hadits lain dari Abi Sa'id al-Khudri ra. menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Tak ada seseorang yang berpuasa sehari saja karena Allah, melainkan Allah SWT akan menjauhkan wajahnya dari api neraka dalam jarak tujuh puluh tahun." (HR. Bukhari dan Muslim). Beliau juga menganjurkan umatnya untuk menyambut bulan Ramadhan ini dengan semangat kegembiraan. Dan hal ini amat wajar sekali, mengingat bulan Ramadhan merupakan penghulu dari segala bulan (sayyidusyhur) yang di dalamnya terkandung banyak keutamaan yang tidak ada dalam bulan-bulan lain.

Bulan Ramadhan bisa diibaratkan sebagai sekolah khusus di mana tahun ajaran barunya selalu dibuka setiap tahun dengan standar kompetensi yang dijadikan acuan adalah agar umat Islam sebagai peserta didik mampu menjadi hamba-hamba yang bertaqwa. Sementara kompetensi dasar yang harus diupayakan adalah agar umat Islam mampu menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar hingga matahari terbenam di ufuk barat. Ketika umat Islam mengikuti dengan benar atauran-aturan dalam sekolah Ramadhan sesuai yang telah ditetapkan dalam silabus Tuhan, maka ia akan lulus dengan menyandang gelar muttaqin.

Banyak ulama salafusshalih yang memberikan penjelasan tentang hakikat bulan Ramadhan sebagai bulan pendidikan, di antaranya adalah Syaikh Raghib As-Sirjani dalam buku‘Ramadhan wa Bina’ul Ummah’ menyebutkan, bahwasanya di dalam bulan Ramadhan terdapat banyak kandungan nilai-nilai pendidikan dan pengajaran (durusuttarbiyah wata’lim) yang harus dipahami dan dijalankan oleh kaum muslimin agar pesan-pesan Allah SWT melalui kehadiran bulan Ramadhan dapat dijadikan medium dan sarana efektif untuk mendekatkan diri (taqarrub ilallah).

Pertama, bulan Ramadhan mendidik kaum muslimin untuk menunaikan pesan-pesan, dan perintah-perintah Allah SWT secara total dan penuh ketaatan. Sebab aturan main, petunjuk teknis dan pelaksanaannya sudah teramat jelas termaktub di buku pegangan umat Islam, baik di dalam al qur`an, hadits hingga penjelasan-penjelasan para ulama salaf maupun khalaf.  Umat Islam hanya dituntut melaksanakan semuanya dengan total. Pertanyaan-pertanyaan kritis tentang segala hal yang berlaitan dengan pesan-pesan agama hanya dimaksudkan sebagai upaya semakin meneguhkan keyakinan bukan malah mencuatkan keraguan terhadap kebenaran ajaran-ajaran agama.

Kedua, bulan Ramadhan mendidik kaum muslimin agar mampu mengendalikan syahwatnya dan menahan nafsunya dari segala kecenderungan kepada perbuatan ataupun perilaku-perilaku yang berpotensi membuat ibadah di dalamnya menjadi rusak. Ketika Ramadhan kaum muslimin dilarang melakukan segala hal yang pada hakikatnya pada bulan lain termasuk halal dilakukan pada siang hari. Seperti makan, minum, dan berhubungan suami-istri. 

Oleh karenanya, seorang muslimyang telah mendapatkan pendidikan pada sekolah Ramadhan, diharapkan lebih mampu untuk menahan diri dari makanan dan minuman yang tidak jelas asal-usulnya, serta mampu untuk menjaga diri dari pergaulan lawan jenis yang diharamkan. Sekolah ramadhan, pada hakikatnya mendidik agar kaum muslimin yang terdaftar sebagai peserta didik di dalamnya mampu memutus dominasi syahwat. Syahwat bisa kuat dengan makan dan minum, dan setan selalu datang melalui pintu-pintu syahwat. Maka dengan bersekolah secara benar di sekolah Ramadhan syahwat dapat dipersempit geraknya.

Ketiga, sekolah Ramadhan mendidik kaum muslimin agar menahan kecenderungan nafsu yang merusak dan didorong untuk memiliki kesanggupan menahan amarah. Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, ”Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Maka, apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, bersuara tidak pantas, dan tidak mau tahu. Lantas jika ada seseorang yang menghinanya atau memeranginya (mengajaknya berkelahi), maka hendaklah ia mengatakan, ’Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari Muslim). 

Kelima, Ramadhan mendidik kaum muslimin agar memiliki rasa persatuan, persaudaraan, dan kasih sayang. Segenap kaum muslimin di seluruh penjuru dunia akan berpuasa pada hari yang sama dan berbuka pada hari yang sama pula. Mereka akan mulai berpuasa pada saat yang sama, ketika fajar, dan berbuka di saat yang sama pula, yaitu ketika maghrib. Ramadhan tidak membedakan antara yang kaya dan miskin, penguasa dan rakyat biasa. Sungguh luar biasa, ada jiwa kebersamaan yang memasuki hati kaum muslimin pada bulan Ramadhan.

Keenam, Ramadhan mendidik kaum muslimin merasakan penderitaan dan kesulitan orang lain. Kaum muslimin merasakan penderitaan lapar dan dahaga untuk waktu tertentu pada siang Ramadhan. Ia merasa lapar dan menderita seperti yang sering dirasakan fakir miskin atau seperti yang dikatakan Ibnu Qayyim, ”Puasa dapat mengingatkan bagaimana rasanya perut keroncongan dan dahaga yang membakar dan sering dirasakan para fakir miskin”. Sehingga, di saat ia melihat orang lain serba kekurangan, maka tersentuhlah hatinya untuk berbagi kepada mereka. 

Setelah sebulan penuh dididik Ramadhan, ilmu pun didapat, maka langkah selanjutnya adalah mengamalkannya di sebelas bulan berikutnya. Islam menginginkan orang yang berilmu mengamalkan ilmunya demi kebaikan diri dan orang lain. Ilmu pada seseorang ibarat sebatang pohon dan amal sebagai buahnya. Perintah belajar dan menuntut ilmu bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas amal muslim. Dengan amal itu pula, muslim memperoleh kebahagiaan di dunia dan selamat di akhirat. Wallahu a’lan bishowwab!

Bupati Pacitan SIDAK Pelaksanaan UN di SD Negeri Sidomulyo I

Posted by SDN Sidomulyo 1 Kebonagung On 22.51


Bupati Pacitan Indartato bersama didampingi staff dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) Ujian Nasional tingkat Sekolah Dasar ke sejumlah sekolah di Kabupaten Pacitan. Dilembaga pendidikan dasar itu Bupati memantau kesiapan siswa menghadapi ujian.

Meski hanya bisa mengintip dari celah pintu dan jendela, namun kehadiran orang nomor satu di Pacitan itu, seakan memberi bukti keseriusan pemerintah daerah menyukseskan pelaksanaan Ujian Nasional di Pacitan.
Indartato mengaku senang sebab sejauh ini tidak ditemukan kendala terkait distribusi soal maupun pelaksanaan ujian. Dia berharap, dengan kesiapan yang baik dari siswa, lulusan tahun ini dapat mencapai 100 persen. Demikian pula nilai yang diperoleh juga baik sehingga dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

Bupati Pacitan Indartato memberikan apresiasi sejumlah sekolah dasar di Pacitan atas inovasinya sehingga pelaksanaan ujian berjalan lancar. Demikian disampaikannya di sela melihat langsung Ujian sekolah tingkat SD/MI di SD Negeri Sidomulyo I Kecamatan Kebonagung.

Inovasi dimaksud antara lain pemasangan daftar siswa peserta ujian lengkap dengan foto di tiap pintu ruangan. Keberadaan kelengkapan tersebut, menurut bupati, sangat membantu pemantauan pelaksanaan ujian. Sejauh ini terobosan semacam itu baru sebatas insiatif penyelenggara sekolah. Namun ke depan dinas terkait akan menjadikannya program sosialisasi.

Selain melihat langsung kegiatan ujian sekolah di beberapa SD di kecamatan Kebonagung, bupati dan rombongan juga menyaksikan pelaksanaan Unas di Madrasah Ibtidaiyah. Yakni di MI Muhammadiyah Gawang Kecamatan Kebonagung, dan MI Muhammadiyah Jetak, Kecamatan Tulakan. Di ke dua sekolah tersebut Unas hanya diikuti masing-masing 6 dan 9 siswa.